https://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/issue/feedJURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN ISLAM2024-09-07T23:17:41-07:00Open Journal Systems<p>Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan islam</p>https://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/78Mengenal Allah SWT2024-07-02T13:43:20-07:00ABDUL MUIDjurnal@maziyatulilmi.comAyu Nadhifahpenulis@maziyatulilmi.comIzakhulpenulis@maziyatulilmi.comM. Amirpenulis@maziyatulilmi.com<p>Ma’rifatullah atau Mengenal Allah adalah inti dari ajaran Islam. Pengetahuan ini bukan hanya sebatas akal pikiran, tetapi juga melibatkan hati dan perasaan. Pentingnya mengenal Allah terletak pada kemampuan untuk menjalani hidup dengan penuh iman, kebijaksanaan, dan ketenangan, serta sebagai landasan kuat bagi pengembangan moral dan etika yang baik. Seiring dengan peningkatan pengetahuan tentang Allah, seorang Muslim dapat memperdalam ikatan spiritual dengan Sang Pencipta dan memperkaya makna kehidupan. Dalam makalah ini telah terangkum beberapa point mengenai Ma’rifatullah berdasarkan beberapa sumber.</p>2024-07-02T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMIhttps://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/79Makna Keberadaan Alam (Dunia)2024-07-02T15:49:52-07:00ABDUL MUIDjurnal@maziyatulilmi.comAhmad Syifa’ul Fatonipenulis@maziyatulilmi.comFadhilatun Nadifahpenulis@maziyatulilmi.comMuhammad Rondipenulis@maziyatulilmi.com<p>Alam atau dunia merupakan fenomena yang kompleks dalam pemahaman agama dan filsafat. Dalam Islam, Surat Al-Baqarah ayat 29 dan Surat Al-A'raf ayat 54 menjadi landasan penting dalam membahas makna keberadaan alam. Melalui analisis tafsir dari kedua ayat tersebut, jurnal ini menggali makna yang mendalam tentang keberadaan alam dalam perspektif Islam. Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 29 menunjukkan bahwa keberadaan alam adalah bukti nyata dari kekuasaan dan kebijaksanaan Allah. Alam diciptakan-Nya dengan tujuan yang jelas, sebagai ujian bagi manusia dan sebagai tanda kebesaran-Nya. Dalam hal ini, manusia memiliki tanggung jawab sebagai khalifah di bumi untuk merawat alam dengan bijaksana. Sementara itu, tafsir Surat Al-A'raf ayat 54 menegaskan bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi dengan kekuasaan-Nya yang tiada tanding. Alam bukanlah entitas yang mandiri, melainkan merupakan hasil ciptaan Allah yang disusun dengan rapi dan diatur dengan penuh hikmah. Manusia diingatkan untuk tidak berpaling dari kebenaran dan ketaatan kepada Allah melalui pengamatan terhadap keberadaan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pemahaman tentang keberadaan alam dalam konteks Islam, serta implikasinya terhadap hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Dengan pemahaman yang mendalam tentang makna keberadaan alam, diharapkan dapat memperkuat iman dan menguatkan hubungan manusia dengan Allah.</p>2024-06-02T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMIhttps://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/80Pendidikan pada Zaman Kekhalifaan Turki Utsmani2024-07-02T16:02:18-07:00ABDUL MUIDjurnal@maziyatulilmi.comFitrotun Nisapenulis@maziyatulilmi.comZahwa Shovianahpenulis@maziyatulilmi.com<p>Setelah terjadinya penyerangan Mongol yang di pimpim Hulagu Khan pada tahun 1258, kekuasaan Islam yang berada di Baghdad mengalami kehancuran. Kekuatan politik Islam mengalami kemunduran. Wilayah kekuasaannya dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan ada yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu. Keadaan ini semakin diperparah oleh serangan dari Timur Lenk yang datang menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.</p>2024-07-02T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMIhttps://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/81Pendidikan Islam Dizaman Penjajahan Jepang2024-07-02T16:13:32-07:00ABDUL MUIDjurnal@maziyatulilmi.comMoh Syazwa Alfi Mizarpenulis@maziyatulilmi.com<p>Penulisan ini membaha tentang Pendidikan islam dizaman penjajahan jepang. Dalam penulisan ini ada dua pembahasan pertama adalah Kebijakan pendidikan islam masa penjajahan jepang ini membahas tentang kebijakan yang dilakukan masa penjajahan jepang seperti penetapan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pertama dan Bahasa jepang sebagai Bahasa kedua sehingga Bahasa selin itu tidak di perbolehkan. Pembahasan berikutnya mengenai Sistem pendidikan islam era penjajahan jepang pentingnya pembahasan ini karna kitab isa tau bahwasanya sitem Pendidikan yang dibuat oleh penjajah jepang teryata hanyya untuk kepentingan perang, sehingga pembelajaran yang diajarkan di sekolah tidak jauh dari bau-bau militer</p>2024-07-02T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMIhttps://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/82Pendidikan Pada Zaman Rasulullah SAW2024-07-02T16:21:05-07:00ABDUL MUIDjurnal@maziyatulilmi.comRoudlotul Rahma Auliapenulis@maziyatulilmi.com<p>Pendidikan Islam pada zaman Rasulullah, yang merupakan masa krusial dalam sejarah Islam. Pendidikan ini ditandai dengan pengajaran yang langsung dari Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya, mengedepankan pemahaman Al-Quran sebagai sumber utama ajaran, dan hadis sebagai panduan praktis. Metode pengajaran yang diterapkan melibatkan pembelajaran secara interaktif dan kontekstual, sering kali terjadi dalam lingkungan informal seperti majelis-majelis diskusi dan kesempatan belajar langsung dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam pada masa Rasulullah juga menitikberatkan pada pembentukan karakter moral yang kuat, menekankan nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang sebagai landasan utama dalam mengembangkan masyarakat yang berakhlak mulia dan berbudaya.</p>2024-06-02T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMIhttps://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/83Pendidikan Agama Islam Pada Masa Kolonialisme Belanda Di Indonesia2024-07-02T22:34:30-07:00ABDUL MUIDjurnal@maziyatulilmi.comMuhammad Ulul Albabpenulis@maziyatulilmi.comMasnur Asroful Ibadpenulis@maziyatulilmi.com<p>Pada masa penjajahan Belanda, pendidikan Islam di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Kebijakan pemerintah kolonial berdampak besar pada pendidikan Islam. Meskipun ada pembatasan terhadap aktivitas keagamaan, pendidikan menjadi sasaran untuk dibekukan oleh penguasa kolonial. Namun, dominasi kaum intelektual Muslim Indonesia yang menolak kehadiran kolonialisme membuat upaya ini sulit dilakukan oleh para penjajah. Kaum intelektual Muslim berusaha membentuk organisasi-organisasi Islam sebagai sarana untuk memberikan pemahaman kepada umat. Organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki karakteristik yang berbeda dalam menyebarkan pemahaman agama. Muhammadiyah, yang berbasis di perkotaan dan dikelola oleh kaum intelektual, berbeda dengan NU yang berbasis di pedesaan dan agraris serta memiliki tradisi mistik. Pesantren juga menjadi lembaga pendidikan Islam yang konsisten dalam mengembangkan Islam dan menentang kolonialisme pada masa itu. Semua ini mencerminkan perjuangan dan semangat yang berbeda dalam menghadapi penjajahan dan memperkuat eksistensi pendidikan Islam di Indonesia.</p>2024-06-02T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMIhttps://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/84Tujuan dan Ruang Lingkup Sejarah Pendidikan Islam2024-07-02T22:37:28-07:00ABDUL MUIDjurnal@maziyatulilmi.comHikmah Nur Indah Irawatipenulis@maziyatulilmi.com<p>Artikel ini mendeskripsikan tentang konsep dasar sejarah, pendidikan, dan Islam serta hubungannya dalam pendidikan Islam. Sejarah, yang berasal dari bahasa Arab "tarikh" dan bahasa Inggris "history", meneliti peristiwa masa lalu untuk memahami masa kini dan masa depan. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku melalui pengajaran, sementara pendidikan Islam membentuk pribadi Muslim yang baik dengan mengarahkan perkembangan jasmani, rohani, dan akal. Sejarah pendidikan Islam mencakup pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, baik informal maupun formal. Metode penelitian sejarah pendidikan Islam melibatkan pendekatan lisan, observasi, dan dokumentasi dengan pendekatan deskriptif, komparatif, dan analisis sintesis. Kegunaan sejarah pendidikan Islam mencakup aspek umum dan akademis, memberikan wawasan tentang perkembangan pendidikan Islam serta inspirasi untuk menghadapi tantangan pendidikan masa kini. Fungsi sejarah meliputi pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan, dan sebagai ilmu bantu. Sejarah pendidikan Islam membantu menumbuhkan perspektif baru dan relevansi dalam perkembangan ilmu dan teknologi.</p>2024-06-02T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMIhttps://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/85Situasi Sosial Dan Pendidikan Masyarakat Arab Sebelum Islam2024-07-02T22:39:46-07:00ABDUL MUIDjurnal@maziyatulilmi.comSalwapenulis@maziyatulilmi.com<p>Situasi sosial dan pendidikan masyarakat Arab sebelum masuk Islam, yang sering kali kita kenal sebagai masa Jahiliyah, ditandai oleh sejumlah karakteristik yang mencerminkan ketidakstabilan dan keterbatasan dalam kedua aspek sosial dan pendidikan. Secara sosial, masyarakat Arab pra-Islam terdiri dari suku-suku yang independen dan sering kali mengalami konflik antar satu sama lain, dengan sistem hukum yang berdasarkan pada balas dendam dan kekuatan. Kehidupan sosial didominasi oleh patriarki yang kuat, di mana hak-hak perempuan sangat terbatas dan sering kali diabaikan serta sering kali mengalami penindasan, orang arab pra-islam memiliki kebiasaan seperti mengubur bayi perempuan hidup-hidup dan menjadikan Perempuan seperti budak serta tidak memperbolehkan Perempuan untuk berpendidikan. Dari segi ekonomi, masyarakat mayoritas adalah penggembala dan pedagang, dengan Mekah sebagai pusat perdagangan penting karena Ka'bah yang dianggap suci.<br />Dalam aspek pendidikan, masyarakat Arab pra-Islam tidak memiliki sistem pendidikan formal yang terstruktur, akan tetapi generasi selanjutnya telah di siapkan dan di ajarkan untuk bertahan hidup di daerah gurun, baik dalam pendidikan berburu, bercocok tanam, serta melihat arah angin dan Bintang. Pendidikan pra-islam juga didominasi oleh tradisi lisan, di mana puisi dan cerita-cerita disampaikan dari generasi ke generasi. Masa pra-islam tulisan belum tersebar luas dikarenakan sebagian besar masyarakat buta huruf. Nilai-nilai dan pengetahuan disampaikan melalui majelis-majelis suku dan tradisi lisan yang kuat, namun akses terhadap pengetahuan ini terbatas pada kalangan tertentu seperti penyair dan pemimpin suku serta golongan bangsawan. Dengan demikian, situasi sosial dan pendidikan pada masa ini menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan dan keterbatasan yang menjadi tantangan besar sebelum kedatangan Islam yang membawa perubahan mendasar dalam kedua bidang tersebut.</p>2024-06-02T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMIhttps://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/87Asal Usul Kejadian Manusia2024-09-07T23:10:12-07:00Abdul Muidjurnal@maziyatulilmi.comMohamad Ardiansahpenulis@maziyatulilmi.comHana Dhiyaulpenulis@maziyatulilmi.comNurul Izza M penulis@maziyatulilmi.com<p>Puji syukur alhamdulillah patut penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASAL USUL KEJADIAN MANUASIA (TAFSIR SURATAL-ALAQ DAN AL-MU’MINUN, 23:12-17)” ini dengan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulisan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Mata kuliah Tafsir Tarbawih dan diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat menambah wawasan. Perlu diketahui bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak amat penulis harapkan untuk tugastugas selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi diri penulis pada khususnya.</p>2024-09-07T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMIhttps://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/86Ilmu Pengetahuan (Tafsir Surat Al-Mujadalah, 58:11. Al-Zumar, 39:9 Serta Al-Taubah, 9:122)2024-09-07T23:01:36-07:00Abdul Muidjurnal@maziyatulilmi.comDicky Achmad Zidanepenulis@maziyatulilmi.comFarikha Irsyadahpenulis@maziyatulilmi.comIsyadipenulis@maziyatulilmi.com<p>Konsep ilmu dalam penafsiran ayat Alquran khususnya Surah al-Mujadalah 58: 11, As-Zummar 39: 9, dan At-Tawbah 9: 122. Melalui pendekatan tafsir klasik dan modern disebutkan bahwa: Al-Qur'an menekankan pentingnya ilmu dan keagungan orang yang memilikinya.Surat Al-Mujadalah 58: 11 menegaskan bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Surah Az-Zumar 39: 9 mempertanyakan apakah orang yang berilmu dan orang yang bodoh itu setara dan menunjukkan keutamaan ilmu dalam kehidupan manusia. Di sisi lain, Surat At-Taubah 9:-122 menasihati sebagian umat Islam untuk mempelajari ilmu agama guna memberikan peringatan kepada manusia. Keseluruhan ayat tersebut menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dalam Islam berfungsi tidak hanya sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pribadi, tetapi juga sebagai alat untuk memberikan manfaat sosial yang lebih luas. Studi ini menyimpulkan bahwa Al-Quran secara konsisten mendorong pencarian dan penyebaran pengetahuan sebagai bagian integral dari kehidupan beragama dan sosial.</p>2024-09-07T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMIhttps://jurnal.maziyatulilmi.com/index.php/jippi/article/view/88Posisi Akal Dan Nafsu Dalam Islam Serta Kedudukannya Dalam Pendidikan Islam 2024-09-07T23:17:41-07:00ABDUL MUID Editorjurnal@maziyatulilmi.com<p>Akal adalah kemampuan berpikir untuk memahami sesuatu, kecerdasan praktis untuk memecahkan masalah, dan kekuatan pikiran untuk memahami sesuatu, misalnya lingkungan alam atau gejala alam. Sebaliknya, hasrat adalah kualitas keji yang menciptakan kejahatan sebagai pusat kemarahan dan hasrat terpendam dalam diri manusia. Penelitian ini membahas konsep posisi akal dan nafsu dalam Islam serta implikasinya dalam pendidikan Islam, dengan merujuk pada tafsir dari Surat Al-Kahfi ayat 18-28, Surat Shad ayat 38:26, dan Surat Ali Imran ayat 3:190-191. Fokus utama penelitian adalah untuk memahami bagaimana Islam memandang kedua elemen ini dalam konteks spiritualitas dan moralitas. Dalam konteks ini, akal dianggap sebagai alat untuk memahami kebenaran Ilahi, sementara nafsu sebagai potensi manusia yang perlu diatur dan dikuasai agar tidak menghalangi pencapaian kesempurnaan spiritual. Pendidikan Islam dalam penelitian ini dianggap sebagai wahana untuk mengembangkan kesadaran akan posisi akal dan nafsu tersebut, serta untuk membimbing individu menuju peningkatan moral dan spiritual. Analisis tafsir ayat-ayat terkait memberikan wawasan mendalam tentang pandangan Islam terhadap dinamika antara akal dan nafsu, serta bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks pendidikan Islam untuk mencapai tujuan spiritualitas dan moralitas yang lebih tinggi.</p>2024-09-07T00:00:00-07:00Copyright (c) 2024 YAYASAN MAZIYATUL ILMI